Saudara-saudara
terkasih, hari ini, minggu tanggal 2 april 2023, kita merayakan hari minggu
Palma, hari dimana Yesus dielu-elukan saat memasuki kota Yerusalem dan
sekaligus untuk menghadapi kepahitan dari misi yang dipercayakan Bapa
kepadanya. Bacaan hari ini yang di ambil
dari Injil Matius, 26, 14. -27, 1-66; mengisahkan momento-moment tragis yang
dimulai pada malam perjamuan terakhir, kisah sengsara, saat-saat Yesus dikhianati,
ditanggkap, didera, mati sampai pada penguburannya.
Saudara-saudari
yang terkasih, dengan merayakan minggu palem ini, kita memasuki pekan suci,
atau minggu sengsara, dimana kita di ajak, untuk lebih khusyuk lagi untuk mempersiapkan
diri dalam mengenang bagaimana hari- keguncangan iman, karena kematian Tuhan
kita akibat kebencian dan penolakan anak-anak kegelapan.
Sangat menarik,
untuk kita renungkan,
Tuhan tahu akan
apa yang akan menimpa dirinya, ia akan mengalami kesengsaraan, derita yang
tiada tara akan dialaminya, dan kematian yang akan menimpanya. Tetapi ia tidak
lari dan tidak bersembunyi, ia Taat kepada Bapa, dia setia kepada Bapanya, dia
rela menerima semua ini hanya karena cintanya kepada manusia, kepada setiap
kita, pribadi-lepas pribadi, kepada yang percaya, kepada yang kurang percaya dan
juga bagi mereka yang dengan sadar menolaknya.
Hari ini, kita
juga diajarkan untuk setia dan taat kepada Tuhan, kita tahu kadang semakin kita
percaya, semakin berat tantangan hidup, sepertinya penderitaan kita belum berakhir,
kadang doa kita sepertinya tidak menghasilkan buah, sepertinya Tuhan
mengabaikan. inilah momento-moment iman kita di guncang oleh keraguan dan
kebimbangan. Yesus mengajarkan, kesetiaan dalam bentuk pengorbanan, pengorbanan
yang menyelamatkan.
Kadang kita
menghadapi kepahitan hidup akibat pengkhianatan orang-orang yang berada di
sekitar kita, yang siang dan malam ada bersama kita. Yesus pun demikian,
merasakan kepahitan dimana salah satu darí mereka yang hidup bersama dia harus
mengkhianatinya. Disini kita di ajarkan, bahwa tidak semua ciuman menandakan
cinta, bisa juga menandakan pengkhianatan, tidak semua senyuman menandakan
persahabatan, karena juga dalam senyuman ada ejekan dan penghinaan. Tidak semua
yang mengulurkan bantuan menandakan ketulusan, melainkan juga ada interest, ada
udang di balik batu.
Saudara-saudari
terkasih, kita juga mendengarkan kisah dimana Yesus diadili bukan karena
kesalahan yang dilakukannya, melainkan akibat dari kebencian, dan dendam, dari mereka
yang serakah dan munafik.
Kita juga bisa
mengalami hal serupa, menjadi korban kebencian, irihati, dendam, amarah dll, dari
mereka yang tidak suka dengan berkat, talenta, keberuntungan yang Tuhan berikan
kepada kita, bahkan merekapun menjual kita dengan segelas kopi di rumah
tetangga. kita menjadi korban cacian, gosipan, pelampiasan dari mereka yang
sukanya hidup dalam kegelapa hanya karena kita menjadi pengikut Kristus.
Saudara-saudari
terkasih, bagi orang yang tidak percaya, kematian Kristus, adalah kematian seorang
pemberontak, seorang pembangkan kepercayaan Yahudi, dan kematian adalah
kekalahan dan kehancuran manusia Kristus.
Namun bagi para
murid, bagi kita yang percaya, ini adalah kematiaan manusia itu sendiri dalam
dosa, ini adalah kemenangan cinta kasih atas kebencian, kemenangan ketaatan
atas ketidaktaatan, kemenangan kesetiaan atas pemberontakan, kemenangan
kerendahan hati atas kecongkakan atau kesombongan, kemenangan Adam Baru atas Adam
lama, kemenangan Tuhan atas Iblis.
Yesus
membiarkan dirinya disiksa, dicaci, diolok oleh karena kebencian, amarah, dan dendam: dia
membiarkan diri dihina, dan direndahkan, hanya karena cinta dan ketaatan pada Bapanya.
Saudara-saudari
terkasih, marilah mempersiapkan diri kita dengan sungguh-sungguh, luangkan
waktumu untuk bersama Dia dalam momento ketakutan di getsemani, Yesus memohon
agar kita menemaniNya dalam doa, inilah waktu untuk berdoa agar iman kita tidak
di guncang dan bimbang dalam situasi apapun.
Mari kita berjalan menemani Yesus menuju puncak Kalvari, dan berdiri
tegar bersama Maria dibawa kaki Salib, memandang dia yang ditembusi tombak, Sambil
menanti kebangkitan.
Amin.
Tuhan Memberkati, Salam Ave Maria.
Komentar
Posting Komentar