RENUNGAN MASA PRAPASKAH KE IV 2023. REFLEKSI INJIL YOHANES 9, 1-41. YESUS MENYEMBUHKAN MATA ORANG YANG BUTA SEJAK LAHIR. OLEH FRAY PATRIS FRANS MARIA OSM.

 

Saudara-saudari yang terkasih dalam kristus, hari ini kita memasuki hari minggu prapaskah yang ke IV yang juga disebut sebagai minggu Laetare atau minggu sukacita.

Bacaan injil yang kita dengar pada hari ini, yang diambil dari Injil Yohanes, mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan mata seseorang yang terlahir buta.

Saudara-saudari yang terkasih, Mata merupakan salah satu panca indra manusia yang sangat penting, karena ini merupakan sarana untuk bisa melihat keindahan dan kemegahan ciptaan Tuhan, melihat orang-orang yang kita kasihi, untuk menghidari bahaya yang ada dihadapan kita, kita dapat melihat terang, dsb. Namun jika mata yang adalah jendela kita untuk melihat dunia itu menjadi buta, maka kita hidup dalam kegelapan, adanya ketidakpastian dalam melangkah, ketakutan untuk berjalan, dan tentunya kita tidak akan pernah memiliki gambar atau bentuk dari keindahan yang ada disekitar kita.

Sangat menarik, dalam kisah ini, pertanyaan para murid  kepada Yesus, siapakah yang berdosa sehingga terjadinya kebutaan ini? Apakah orang buta ini ataukah orang tuanya? Namun jawaban Yesus merupakan jawaban yang memberi pengharapan dan sukacita. “BUKAN DIA DAN JUGA BUKAN ORANG TUANYA TETAPI KARENA PEKERJAAN ALLAH HARUS DINYATAKAN DI DALAM DIA”

Saudara-saudari terkasih, kadang dalam hidup segala kejadian buruk, atau hal buruk yang menimpa, selalu kita kaitkan dengan dosa, atau dengan kata lain, kemalangan yang kita alami dalam hidup diakibatkan karena dosa. Pertanyaannya, apakah Tuhan menciptakan manusia untuk menyiksa dan membuatnya menderita?, tentunya tidak. Tuhan ingin menyatakan karyanya, kebesaran dan kemurahannya dalam segala hal, agar kita melihat dan percaya.

Dalam kisah orang buta dalam Injil Yohanes, Tuhan ingin menyakatakan kebesaran karyanya, mau menyatakan kehadirannya ditengah umatnya, agar manusia merasakan kemurahan hati Tuhan kepada umatnya. Tuhan menyentuh mata orang buta, artinya Tuhan membuka tabir kegelapan, menerangi dia, membiarkan manusia merasakan terang, menikmati keindahan yang berasal dari Tuhan.

Saudara-Saudari yang terkasih, dalam Injil Yohanes, Yesus menyatakan dirinya sebagai Terang Dunia. Ialah terang yang tidak akan pernah sirnah, yang memberi kenyamanan, memberi kepastian, membangkitkan keberanian. Jika kegelapan membelenggu maka terang memberi kebebasan dan kemerdekaan.

Saudara-Saudari terkasih, kadang kita mendengar ungkapan, melihat baru percaya, maka Yesus mengatakan, berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya. Iman orang buta ini, bukan karena ia melihat, namun karena ia merasakan kebaikan Allah, ia percaya bahwa Allah telah melakukan karya yang besar dalam dirinya maka ia percaya.

Karya Tuhan dalam hidup kita selalu dinyatakan dengan berbagai hal, namun kadang kita abaikan, tidak dirasakan, hingga berlalu begitu saja, ini dikarenakan oleh ketidakpuasan hati, kita selalu merasa kurang, kita tidak merasa besarnya kebaikan Tuhan, karena sesungguhnya mata kita buta, hati kita buta.

Maka dari itu, kita di ajak, untuk membuka hati, membuka mata, melihat kehadiran Tuhan dalam hari-hari hidup kita, dalam diri sesama, dalam wajah-wajah mereka yang membutuhkan, mereka yang diabaikan. Kita diajak untuk melihat kehadiran Tuhan disekitar kita, dalam relasi kita, dalam pergaulan kita, dalam tuturkata dan perbuatan kita.

Jadilah kita sebagai pembawa terang dalam kegelapan, untuk membantu membuka mata mereka yang masih teperangkap dalam kebutaan spiritual, mereka yang masih terjebak dalam kegelapan spiritual, yang masih acu tak acu akan seruan pertobatan dan tawaran akan keselamatan, untuk mendekatkan diri kepada sang terang, Yaitu Yesus Kristus,

Mari Membuka mata untuk merasakan jamahan tangan Tuhan, khususnya dalam masa prapaskah ini, kita merasakan kemurahan dan belas kasih Tuhan, yang mau membuka pintu perdamaian, pintu pertobatan, pintu persekutuan, dengan anak-anaknya.

Oleh sebab itu, mari kita membiarkan dituntun oleh Tuhan, dan membiarkan Tuhan melakukan karyanya dalam diri kita.

Amin.  Salam Ave Maria. Tuhan memberkati.

 

Komentar