REFLEKSI MASA PRAPASKAH. KOYAKKANLAH HATIMU DAN BUKAN PAKAIANMU.

 

Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 

 

Saudara- saudari terkasih dalam Kristus, masa Prapaskah, merupakan masa dimana kita merenungkan Kembali arti pertobatan, ini adalah masa untuk merevisi diri, merefleksikan semua hal yang telah kita lakukan dan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.

Masa ini juga adalah masa untuk melangkah dalam perubahan, Kita di ajak untuk menanggalkan gaun-gaun indah yang penuh dengan kepalsuan, kesombongan, yang selama ini kita gauni. Di ajak untuk membalikkan diri dari pemberontakan hati untuk berjalan dalam terang dan kasih Tuhan.

Hal-hal konkret apa saja yang perlu kita lakukan? Apakah kita harus merubah penampilan diri untuk menjadi lebih sederhana? Apakah kita harus meninggalkan kekayaan dan kemewahan untuk hidup seperti orang miskin? Apakah kita harus meninggalkan kenikmatan, dunia digital, dll demi menahan diri?

Mari kita renungkan apa yang ditulis oleh nabi Yoel bab 12: 13:

“Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya”.

Saudara -saudari terkasih, apa yang perlu kita lakukan? Koyakkanlah hatimu, bukan pakaianmu.  Jalan pertobatan adalah jalan kembali dalam diri, merevisi interior kita, karena dari dalam hatilah berawal semua dosa.

Masih ingat apa yang dikatakan Yesus dalam Injil Matius 15, 19: “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”.

Maka dari itu, masa ini mari kita perbaiki interior kita, hati kita, kita murnikan hati, bertobat dengan sesungguhnya. Jika sebuah rumah, rapih dan bersih dari dalamnya, maka apa yang ditata di pekarangannya akan menyempurnakan keindahan rumah itu, namun jika didalamnya berantakan dan tidak terurus, maka itu bagaikan rumah hantu, yang di tinggalkan penghuninya.

Artinya, jika kita benar-benar bertobat, sungguh menyesali semua kelalaian, benar-benar merubah interior kita, maka, dengan sendiri aksi eksterior akan berubah. Makanya masa prapaskah ini masa bukan merubah gaya hidup, melainkan merubah aksi hidup, dalam bentuk, perilaku, tuturkata, pikiran dan hawa nafsu.

Jadi apa yang perlu kita rubah? Yang kita rubah dan murnikan ialah, keangkuhan,kesombongan, keegoisan, kemunafikan, kecemburuan, irihati, kedengkian, kebencian, apatis/ acu tak acu, individualisme, kepalsuan, hawa nafsu, keserakahan, dendam.

Semua hal-hal ini, menutup pintu hati untuk mencintai, mengasihi, membantu, menerima satu dengan yang lain, semua ini mengakibatkan orang menolak untuk berbagi dengan yang lain, menutup dirinya, dan menyalahkan orang lain.

Aksi kebaikan yang kita lakukan, mengafirmasi apa yang diungkapkan mulut dalam doa. Karena apa yang di ungkapkan mulut harus selaras dengan apa yang dilakukan: kadang kita melakukan kewajiban agama kita tanpa cacat, memenuhi hukum dengan sempurna, dan mengamalkan doktrin dengan kekuatan. Namun, dalam hati bersarang keserakahan, hawa nafsu, kepopularitasan, semuanya akan menjadi sirnah, di tambah lagi, kasih dan pelayanan kepada sesama, hanya angan-angan belaka.

Maka benarlah apa yang dikatakan Nabi Yesaya 29, 13,   “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan”.

Maka dalam masa ini, kita di ajak untuk membuka telinga, mendengarkan ajakan Tuhan, mendengarkan Firman-nya yang memberi kebaharuan, memberi ketenangan dan kedamaian, memberi harapan untuk mengambil keputusan Kembali melangkah menuju rumah Bapa. Mendengar ajakan nya untuk menanggalkan diri dari dosa yang bagaikan lintah menempel dan terus mengisap darah.

Diajak untuk membuka mata kita untuk melihat keadaan disekitar kita, untuk melihat dengan mata Allah sendiri yang memandang dengan penuh kemurahan dan belas kasih.

Kita di ajak untuk membuka dan mengulurkan tangan bagi mereka yang mencari bantuan, bagi mereka yang kurang beruntung dalam hidup, mereka yang menjadi korban keserakahan orang lain.

Mari merubah diri, “koyakkan hati dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya”.  Amin.

 

Tuhan memberkati, Salam Ave Maria.

 Fray Patris Frans Maria. OSM

Komentar