RENUNGAN INJIL HARI SENIN 11 SEPTEMBER 2017 INJIL LUKAS 6, 6-11 Oleh: Fray Patrisius Frans María OSM

RENUNGAN
INJIL HARI SENIN 11 SEPTEMBER 2017
INJIL LUKAS 6, 6-11
Oleh: Fray Patrisius Frans María OSM

Injil pada hari ini merupakan kelanjutan dari injil hari jumat minggu lalu tentang larangan di hari sabad. Sekali lagi Santo Lukas ingin memperlihatkan kepada kita Figur Yesus sebagai sang Guru yang mengajar dengan autoritas  didalam sinagoga di depan orang banyak.  Juga Santo Lukas ingin memperlihatkan kepada kita bahwa salah satu tanda kehadiran Allah di dunia adalah dengan membuat keajaiban. Dalam injil ini kita bisa lihat bagaimana dengan penuh autoritas Yesus menyembukan seorang yang mati tangannya cuman dengan bersabda. Ini adalah salah satu bukti bahwa Yesus adalah Imanuel, yang datang dan tinggal diantara umat manusia.

Santo Lukas juga menunjukkan kepada kita figur-figur penabur kebencian karena cemburu dan irihati karena perbuatan Yesus. Mereka adalah para ahli-ahli taurat dan orang farisi. Kehadiran mereka –mereka ini, hanyalah sebagai penghalang agar kasih serta rencana Allah tidak terlaksana. Kehadiran mereka bukan untuk mengikuti teladan sang Guru, melainkan cuma ingin mencari alasan yang tepat untuk menghukum dan membunuh Yesus.

Dalam kehidupan bermasyarakat, seringkali kita temukan orang –orang yang bertopengkan ahli-ahli taurat dan orang farisi. Mereka hidup ditengah umat Allah, bukan karena mereka ingin menjadi pengikut Yesus yang setia, melainkan untuk menghalangi dan merusak rencana dan kehendak Allah. Mereka menjadi duri didalam komunitas, yang menusuk dan mencabik-cabik keharmonisan dan kekeluargaan umat Allah. Merekalah biang kerok yang berupaya agar adanya permusuhan diantara para murid Kristus, karena keinginan mereka cuman bersifat ragawi, mencari ketenaran, ambisi kekuasaan, dll,.

Sekali lagi Yesus ingin agar pengikutnya mengerti, bahwa berbuat baik dan menyelamatkan nyawa adalah sesuatu yang terpenting. ini bukan melanggar hukum, karena siapa yang berbuat baik dan menyelamatkan nyawa sesamanya, itu dilakukan  karena di dasari atas cinta kasih; siapa yang mencintai berarti telah memenuhi hukum taurat. Ini bisa di buktikan dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma “Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman berikut ini: Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini, serta segala firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat” (Rm 13,8-10). Jadi ketika berbuat baik pada hari sabat, bukan berarti melanggar hukum, melainkan kita sedang memenuhinya.


Jadi himbauan untuk kita sebagai murid kristus adalah, jangan takut untuk berbuat baik dan menyelamatkan sesama, jangan takut untuk berbuat keadilan, memperjuangkan mereka yang lemah, karena dengan demikian, kita telah memenuhi hukum-hukum Allah. Tantangan dan rintangan akan datang untuk menghalangi usaha kita, namun jangan putus asa karena kita tidak sendiri, Tuhan akan selalu bersama kita, karena kita percaya padanya. Hadapilah mereka yang bertopengkan orang-orang munafik, yang suka memamerkan kehebatannya dan kelicikannya jangan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan amal baikmu. Agar mereka tahu, yang menjadikan seseorang sebagai murid kristus yang sejati adalah mencintai sesama dengan segenap hati.  

Amin

Komentar