Bacaan Injil: Yoh. 1:47-51 & RENUNGAN INJIL

BACAAN INJIL HARI JUMAT 29 SEPTEMBER 2017
Bacaan Injil: Yoh. 1:47-51

Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

DEMIKIANLAH INJIL TUHAN

RENUNGAN INJIL HARI JUMAT 29 SEPTEMBER 2017
INJIL YOHANES 1, 47-51
Oleh: Fray Patrisius Frans María OSM

Santo Yohanes dalam injil hari ini mengupas tentang pertemuan antara Natanael dengan Sang Rabi; dalam pertemuan ini Yesus melihat kejujuran hati Natanael karena ingin bertemu sang guru, untuk mengikutinya tampa memiliki intensi lain. Natanael adalah seorang Israel sejati karena percaya bahwa Mesias adalah penyelamat; buktinya, ia datang mencari Yesus dengan harapan akan keselamatan. Perkataan Yesus membuatnya sadar bahwa tak ada seorang yang bisa mengenal siapa dirinya kecuali Allah, ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, Maka ia berkata: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel".

Kepalsuan dan kejujuran merupakan dua kebajikan yang saling bertentangan dimana satu berujung pada kejahatan dan satunya lagi pada kebaikan. Dalam hidup, Kita sering dihadapkan diantara dua kebajikan tersebut. Keduanya bagaikan rel kereta api yang tak akan menyatu namun berjalan bersama di dalam kehidupan manusia. kejujuran membuat kita menjadi bebas dalam berelasi, bekerja, dll, sebaliknya, kepalsuan hanya membuat kita semakin licik serta membelenggu kita dengan kebohongan.

Injil hari ini merupaka sebuah ajakan untuk melihat kembali atau mengoreksi diri kita masing-masing, melihat kembali relasi kita dengan sesama, apakah dalam relasi yang terjalin ada kepalsuan atau kejujuran. Kejujuran sangat diperlukan dalam berelasi, entah dalam persahabatan, kekeluargaan, pekerjaan, dll; kebajikan ini, membawa kedamaian, keharmonisan, kepercayaan dalam hidup. kepalsuhan merupakan buah dari keegoisan, kemunafikan, ketakutan, dll; kebajikan ini hanya membawa kita semakin dijauhi sesama, hilang kepercayaan, dll.

Jadi, untuk menjadi seorang Kristiani yang sejati, diperlukan satu kebajikan yaitu kejujuran. Jauhilah kepalsuan, karena hidup yang mendua hanya membuat kita semakin terlarut didalam kehancuran;  pilihan hidup mendua, membuat identitas kita sebagai kristiani ternodakan, karena baik dihadapan sesama, namun jahat dibelakangnya. Dengan demikian, undangan untuk menjadi kristiani yang sejati, adalah undangan hidup di dalam kebenaran.

Amin.

BAHAN UNTUK REFLEKSI:

Apakah dalam relasi yang ku jalin dengan sesama di berbagai lingkungan, didasari atas kejujuran, keiklasan, dan ketulusan atau kepalsuhan dan kemunafikan?  Bagaimana perasaan anda jika kepalsuhan dan kemunafikanmu diketahui orang? Maukah kamu, bertobat dan meninggalkan kepalsuhan hidupmu?






Komentar