BACAAN INJIL: LUK. 9:1-6 & RENUNGAN

BACAAN INJIL HARI RABU 27 SEPTEMBER 2017
BACAAN INJIL: LUK. 9:1-6
Sekali peristiwa Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka"Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggal disitu sampai kamu berangakat dari situ. Dan kalau ada orang yang mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
DEMIKIANLAH INJIL TUHAN




RENUNGAN 

INJIL LUKAS 9,1-6
Oleh: Fray Patrisius Frans MarĂ­a OSM

Injil hari ini berbicara tentang sebuah misi. Yesus mengutus murid-muridnya serta membekali mereka dengan kekuatan dan autoritas untuk mengusir roh jahat juga menyembukan orang sakit; ini adalah kehendak Allah agar manusia dengan kelebihan dan kekurangannya ikut berpartisipasi dalam karya keselamatan. Perutusan para murid menyadarkan kita bahwa, dengan pembabtisan, kita telah menjadi murid dan bersatu dengan Kristus, dengan demikian, kita dipercayai sebuah misi yaitu membawa kabar keselamatan dan mewartakan kerajaan Allah kepada semua orang.

Dalam injil ini terlihat begitu menarik, karena Yesus memberikan kepercayaan kepada murid-muridnya untuk menunaikan tugas sebagai pewarta kerajaan Surga dan pewarta kabar keselamatan. Disini ada kepercayaan Tuhan kepada manusia, Yesus tidak memilih mereka yang mampu, melainkan mereka yang setia dalam melaksanakan perintahnya. Begitupun dengan kita yang menjadi murid melalui pembabtisan, kita diberi mandat untuk berkolaborasi dengannya dalam membangun kerajaan Surga dengan segala kelemahan dan kelebihan; kelemahan yang kita miliki bukanlah tolak ukur kesetiaan kita pada Kristus,  namun didalam kelemahan, Yesus ingin memerlihatkan kepada dunia keajaiban dan kebesaran kasihnya.

Dalam injil ini juga, Yesus memesan agar tidak membawa apapun dalam perjalanan; ini mau mengatakan bahwa dalam melayani sesama juga dalam mewartakan kerajaan Allah, kita perlu melepaskan atau meninggalkan segala sesuatu yang membuat kita terbelenggu hingga tidak bebas beraksi, terlebih khusus kepentingan pribadi dan kenikmatan yang ditawarkan dunia. Kita harus setia dalam berkarya, menerima keadaan disekitar dengan senang hati tampa mencari kepuasan diri semata.

Disinilah kita diminta untuk mereflexikan diri, bahwa kita datang kedunia ini tampa membawa apapun, hidup dengan berkat dan bakat milik sang pencipta, dan matipun tampa membawa apapun. Dengan demikian, menjadi pewarta kabar keselamatan, kita diminta untuk meninggalkan ego,kesombongan, keangkuhan,dll, berendah hatilah, berbelas kasihlah, dan membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, agar tutur kata dan perbuatan yang kita expresikan, membawa hidup bagi sesama.

Jadilah pewarta dengan dengan kekuatan Kristus, jangan mewartakan dengan kekuatan sendiri karena akan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan efeknya, mencari kepentingan pribadi yang lahir dari kehausan akan kenikmatan dunia. Mewartakan bersama Kristus adalah berkat yang berlimpah; maka, jadilah terang bagi sesama dijalan menuju keselamatan, inilah misi kita sebagai murid-murid Tuhan.
Amin.




Komentar