BACAAN INJIL HARI SABTU 16 SEPTEMBER 2017 Lukas 6:43-49


BACAAN INJIL HARI SABTU 16 SEPTEMBER 2017
Lukas 6:43-49

Yesus menyampikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, " Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.

Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya -Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan-, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu; Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barang siapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segerah rubuh dan hebatlah kerusakannya."
DEMIKIANLAH INJIL TUHAN

RENUNGAN
INJIL HARI SABTU 16 SEPTEMBER 2017
INJIL LUKAS 6, 43-49
Oleh: Fray Patrisius Frans María OSM

Injil hari ini sangat menarik apabila direflexikan secara lebih mendalam; karena tepatnya berbicara tentang lingkungan pergaulan atau lingkungan sosial kita dapat mempengaruhi karakter, tingkah laku, tutur kata dan perbuatan kita. Injil ini berbicara secara khusus tentang moral. Disini kita bisa lihat cara, tutur kata dan tingkah laku yang kita perbuat dapat membahayakan relasi kita dengan sesama, entah dalam keluarga, lingkungan dan masyarakat.

Setiap orang mempunyai kode etik yang berbeda dalam pergaulan, ini bisa dipahami karena lahir dari lingkungan yang berbeda pula. Apabila Seseorang hidup dalam lingkungan yang jahat, maka akan mempunyai pikiran, tingkah laku, aksi, tuturkata yang jahat pula; dan sebaliknya jika seseorang  hidup di lingkungan yang baik, maka cara pergaulan, aksi, tingkah lakunya memancarkan kenyamanan, kepercayaan, kasih sayang dan persahabatan. Dengan demikian, perbuatan kita bisa menunjukkan siapa diri kita di hadapan orang lain.

Dalam injil ini Yesus memberi peringatan kepada murid-muridnya dan kita semua yang mengikutinya dalam iman, agar selalu berhati- hati dalam pergaulan. Ini bukan berarti Yesus mengajarkan agar kita membentuk kelompok – kelompok dalam berelasi dengan sesama; namun yang diajarkan adalah selalu waspada dengan ide-ide, tingkah-laku, tutur kata mereka, karena bisa membawa kita dalam jalan kegelapan dan kesesatan. Yesus mengatakan bahwa kitalah anak-anak terang, kitalah pembawa terang bagi sesama yang masih berada dalam kegelapan. Maka dari itu, peringatan ini di berikan kepada kita agar kita sesalu siap siaga agar kuasa kegelapan dengan tipu muslihatnya  tidak menguasai dan menyesatkan kita.

Disini Yesus mau mengingatkan sekali lagi kepada setiap muridnya agar jangan terlena dengan ide bahwa dengan percaya kepada Tuhan kita akan selamat namun tidak melakukan kehendaknya. Yesus mau menyadarkan kita dari mimpi, bahwa iman dibuktikan dengan perbuatan; iman adalah sesuatu yang aktif, maka perbuatan atau aksi kita, memberi kesaksian akan iman kita Kepada Kristus; karena dengan perbuatan, aksi amal baik kita, adalah bukti akan kesetiaan dan ketaatan kita kepada perintah Tuhan.

Yang di tekankan Yesus dalam injil ini adalah percaya kepada -NYA dan melakukan kehendaknya. Apa kehendak yang dimaksud Yesus?; Kehendak yang paling Utama adalah memenuhi Hukum Cinta Kasih “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu  manusia seperti dirimu sendiri” (Luk 10,27). 

Hukum ini menjadi yang paling utama karena didalamnya tersirat semua hukum, karena jika mengasihi Allah maka seseorang tidak akan meyembah berhala dan akan memenuhi semua perintahnya, dan kedua jika seseorang mengasihi sesama seperti dirinya sendiri, maka dia tidak ingin menyakiti, membunuh, menjarah, menghukum sesamanya, dll. Dan dalam hukum cinta kasih ini pula, semua peraturan moral manusia terpenuhi. Kehendak yang lain adalah, perintah agar menegakkan keadilan dan kebenaran di tengah masyarakat.

Dengan demikian, barang siapa melakukan kehendak Kristus berarti diibaratkan seseorang yang membangun rumahnya diatas Batu, namun jika sebaliknya, maka diibaratkan seseorang yang membangun rumahnya di atas tanah; yang pertama adalah sebuah jaminan akan keselamatan dan yang kedua membuka jalan kesesatan yang berakhir pada kematian.

Amin.



Komentar