Kata Adven berasal dari bahasa latín, “Adventus” yang
berarti “kedatangan”
Bagi umat kristiani atau pengikut kristus, masa adven
merupakan masa penantian akan kedatangan kristus yang bangkit, yang jaya penuh dengan
kemuliaannya. Kedatangan ini bukan lagi seperti halnya 2000 tahun yang lalu, melainkan
sebuah penantian akan kedatangannya yang kedua, yaitu waktunya penghakiman
terakhir. Bagi pengikut Kristus yang setia, yang taat akan ajaran Tuhan, dan
yang melaksanakan segala perintahnya, hari penghakiman bukanlah sesuatu yang
menakutkan, yang mengkuatirkan, yang mencemaskan, melainkan sesuatu yang
didambakan, dirindukan dan di tunggu-tunggu, karena inilah waktunya kita masuk
dalam kehidupan abadi untuk hidup dalam persekutuan cinta kasih dengan Allah,
menatap wajah Allah selamanya, dan ikut serta di dalam perjamuan abadi bersama
para rasul dan orang kudus; maka tak sia-sia yang kita dengar di dalam perayaan
ekaristi kudus, “berbahagialah mereka yang di undang keperjamuannya”.
Menanti kedatangan kristus yang kedua di perkuat
dengan bacaan – bacaan kitab suci dalam masa adven, dimana tertera kisah akan
adanya hari penghakiman, seruan akan pertobatan dari Yohanes pembabtis, semua
manusia akan melihat kemualiaan Allah, anak Allah yang lahir untuk
menyelamatkan umat manusia, dll. Bacaan-bacaan tersebut mau mengingatkan kepada
kita betapa pentingnya pertobatan. Dimana sekali lagi, Allah dengan sabdanya
mengingatkan serta memberikan kita waktu untuk bertobat dan kembali ke ajaran
dan jalan yang benar; sehingga saat waktu yang dinantikan itu tiba, kita telah
siap secara rohani dan jasmani untuk menghadap hakim yang adil, yaitu Yesus
Kristus Raja semesta Alam.
Dalam masa adven kita tidak bisa abaikan peran Bunda
Perawan María. María merupakan sosok yang patut di teladani dan menjadi
inspirasi bagi umat manusia dalam menanti kedatangan sang Mesias. Penantian
sang bunda akan keselamatan abadi, merupakan contoh seorang beriman; yang
dengan sabar dan setia mengikuti kehendak Allah, agar sabdanya dapat
terlaksana.
Penantian bunda
Maria akan kemualiaan Kristus bukanlah penantian yang sia-sia, sama halnya
penantian orang beriman bukanlah penantian yang hampa. Karena Tuhan Yesus
sendiri berkata tentang hari penghakiman dan keselamatan abadi, dimana, dengan
iman, kita yakin bahwa Yesus adalah
Mesias yang diutus Bapa untuk mengatakan kepada kita tentang semua ini, dan yang
telah kembali kepada Bapa untuk menyiapkan tempat bagi kita.
Sikap Maria dalam
menantikan kelahiran Putranya, merupakan inspirasi kita semua dalam menantikan
kedatangan Putranya; kebisuan María bukanlah arti dari sebuah ratapan dan
penyesalan, melainkan renungan akan misteri keselamatan yang berada di ambang
pintu; renungan akan kebesaran Allah
yang ingin hidup di tengah-tengah umat mausia, dan merendahkan dirinya meninggalkan
kebesaran dan kemuliaannya hanya untuk sama seperti umat manusia. Inilah misteri Cinta Kasih Allah kepada manusia dan
seluruh ciptaannya.
Maria juga tidak hanya merenungkan kebesaran misteri
ini, melainkan ikut berpartisipasi agar terlaksana dengan sempurna rencana dan
kehendak yang mahakuasa. Bunda Maria merupakan Instrumen serta jembatan agar Allah
bisa mengambil wujud manusia dan berelasi dengan manusia. maka dengan demikian,
partisipasi Maria merupakan partisipasi Seorang Hamba Allah yang rendah hati,
yang tidak ingin menjadi protagonis atau pemeran utama, melainkan membiarkan
Allah menjadi protagonis dalam melaksanakan karyanya.
Jadi terinspirasi kepada Bunda Maria, marilah kita
menantikan Kristus yang akan lahir dihati kita dengan gembira; juga marilah menantikan
Kristus yang akan datang kembali dengan kemualiaannya. Inilah saatnya kita
bertobat dan kembali kepada jalan yang benar, luruskanlah seluruh jalan hidupmu
yang bengkok, biarkanlah Kristus yang menjadi motor kehidupan kita, bukalah
hati kita bagi Tuhan Yesus, dan biarkanlah dia mentransformasikannya, dengan demikian, kita akan hidup lebih bebas
dan layak dianggap murid Kristus.
Salam
Fr. Patrisius Frans OSM
Komentar
Posting Komentar