DOA, MEMBEBASKANMU DARI BELENGGU KEEGOISAN

Pada hakekatnya, Manusia adalah mahkluk yang religius dan cendrung mencari sesuatu yang trasendental sebagai tumpuan dan kekuatan didalam hidup. Doa merupakan cara untuk mendekatkan diri dalam berkomunikasi dengan yang Maha Kuasa. Didalam doa, seseorang menempatkan diri secara fisik serta spiritual di hadapan Allah.

Ada berbagai macam cara seseorang berdoa, baik dengan nyanyian dan pujian, sebuah dialog, kontemplasi dan dengan perbuatan. Pada umumnya doa dinyatakan dengan sebuah dialog yang didasari atas kasih sayang, baik ungkapan itu secara pribadi maupun secara bersama atau didalam komunitas.

Coba periksa diri kita masing- masing, sering kali doa kita, kebanyakan memohon, memohon dan memohon dari pada mengucapkan pujian dan syukur. Kita sebenarnya lupa bahwa doa tidak sebatas memohon. Pada intinya doa merupakan dialog antara sang pencipta dengan manusia, dimana didalamnya tersirat percakapan cintah kasih. Kita juga mungkin lupa kalau Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa apa yang kita butuhkan sudah diketahui oleh Bapa di surga (Lukas 12:30).

Doa merupakan pujian atas kemegahan karya Allah, ucapan syukur atas rahmat kehidupan, keselamatan, kekeluargaan, dan lain sebagainya, juga ungkapan rasa cinta kita kepada yang kuasa. Didalam doa kita menyatakan kerendahan kita dan kebesaran Allah, membuka hati kita agar Roh Allah tinggal didalam hidup kita, dan membiarkan Allah menjadi benteng hidup, serta membiarkannya melakukan kehendaknya untuk keselamatan seluruh umat manusia. 

Doa juga merupakan ungkapan rasa terimah kasih atas berkat dan rahmat yang telah kita terimah dari kemurahan hatinya. Begitu banyak berkat yang kita terima darinya, dan karena kekuatiran dan kecemasan akan hal duniawi, semuanya berlalu begitu saja tampa kita sadari; oleh sebab itu, kita merasa kekurangan, gelisah, takut, cemas, dan pada akhirnya memohon, memohon dan memohon.

Memohon kepada yang kuasa bukanlah hal yang salah, karena Yesus sendiri berkata, mintalah maka akan diberi. Ini tersirat maksud bahwa kita harus meminta yang benar. Bukan karena keegoisan kita. Hendaknya kita memohon agar iman kita dikuatkan agar mampu menaklukan kekuatan roh jahat, agar kita di terangi dalam melakukan kehendak yang Kuasa, dan agar kita mampu bersatu dengan Allah dan dengan sesama. Maka yang lainnya akan di penuhi karena Allah tahu apa yang kita butuhkan. Janganlah kita menjadikan Allah hanya sebagai tameng untuk kepuasan diri semata.

Berdoalah dengan roh yang murni yang tidak terasuk oleh hasrat duniawi yang hanya mencari kepuasan diri, biarkanlah hatimu memuji dan memuliakan keagungan Tuhan, dan biarkanlah jiwamu bersatu dengannya agar hidupmu menjadi tenang dan bebas.

Dengan doa yang tulus, hatimu terbebas dari belenggu keegoisan, dengan demikian Allah akan hidup dihatimu dan kamu akan merasakan kebebasan dari kecemasan dan kekuatiran duniawi.

Salam

Fr. Patrisius Frans María. OSM


Komentar