Manusia mengarungi hidup didalam
sebuah waktu yang detik demi detik berlalu tanpa di sadari, hingga berakhir
pada sebuah cerita menyenangkan atau menyakitkan. Didalam waktu pula, lembar
demi lembar diukir serta ditulis mengenai sejarah kehidupan dimana tertuang dan
terpapar kisah keberhasilan, kegembiraaan, sukacita, kesedihan, kepedihan kegelisahan,
kegagalan dan lain sebagainya.
Kadang kita merasa, sebuah moment
yang menyenangkan berlalu begitu cepat, namun sebaliknya sebuah yang
menyakitkan, terasa begitu abadi hingga seakan – akan waktu ini tidak lagi
berputar. Ini disebabkan karena suasana hati dan pikiran kita telah diimpit
oleh sebuah kejadian yang menyakitkan sehingga membuat pandangan akan situasi
kebebasan terhalang; oleh sebab itu, kita telah masuk didalam perangkap yang telah
dibuatkan oleh kita sendiri yaitu terlarut didalam luka.
Menatap hari esok membawa kita
menatap sebuah harapan; ini adalah awal dari kebebasan; karena di hari esok
membawa sebuah kisah tersendiri dan unik. Untuk menjadi manusia bebas,
diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan, yaitu terlarut dalam kepedihan
atau menikmati hari dengan keceriaan. Suasana yang terjadi di dalam hidup kita
(kepedihan) selalu ada batasnya, namun kadang kala kita tidak ingin
membatatasinya; hal sepele di perpanjang berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan, dan efeknya terlena dan terlarut didalamnya.
Oleh sebab itu, menatap hari
esok, menatap kemenangan, siapa yang menang dia mendapat kebebasan. Hari esok
membawa kebebasan, kebebasan membawa kedamaian, dan kedamaian membawa
solidaritas didalam kasih.
Fr. Patrisius Frans Maria.
Komentar
Posting Komentar