SANTO LUKAS. 14:1-6




Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

REFLEXI.

Ke datangan Yesus di dunia, bukan untuk mengubah, menghapus atau menghilangkan hukum-hukum yang ada dan yang telah di jalani dimasa Perjanjian Lama, melainkan kedatangannya untuk menyempurnahkan hukum itu sendiri, dengan hidupnya, dengan perbuatan serta ajaran-ajarannya. Hukum itu memang penting untuk mengatur tata tertib suatu organizasi, suatu institusi atau suatu masyarakat, juga karena memberi patokan dan norma-norma yang harus di taati di dalam relasinya terhadap moral, adat istiadat, kehidupan sosial, dan lain sebagainya, namun ini tidaklah lebih dari harga diri serta kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah.

hukum di buat dengan tujuan untuk kebaikan semua masyarakat atau semua umat beriman, bukan untuk menjegal langkah kehidupan  setiap orang. Ini juga yang di maksudkan Yesus, bahwa hukum seharusnya melihat kebaikan dan keselamatan bukan, ketidak pedulian yang membawa kematian.

Dalam kisah ini, Santo Lukas ingin menyampaikan kepada kita, bahwa bagi Yesus yang terpenting adalah keselamatan manusia diatas hukum. Lukas mau menjelaskan, bahwa hidup manusia sangatlah berarti, karena kita diciptakan menurut gambar dan rupah Allah serta kitapun diberi roh kehidupan yang bersumber dari Allah sendiri, jadi ini berarti setiap manusia adalah makhuk yang sakral atau suci, mempunyai harkat dan martabat yang sama dan berhak hidup serta berkarya. Jadi kita juga secara natural, telah menghadirkan rupa Allah di dunia. oleh sebab itu, sadar bahwa setiap manusia adalah gambar Allah, maka kita harus menghormati, mencintai, mengasihi sesama, dan tidak saling menyakiti, memeras, dan menindas. 

Ini juga adalah himbauan bagi kita semua sebagai umat kristiani dan sebagai pengikut Kristus, agar bisa menegakkan kebenaran dan keadilan, serta meninggalkan ke egoisan kita, kemunafikan kita, keangkuhan kita, ketidak pedulian kita terhadap sesama. Marilah kita saling mengulurkan tangan, membantu saudara –saudara kita yang lemah, yang menderita, yang sakit, karena mereka jugapun adalah anak-anak Allah dan merupakan wajah derita Tuhan kita Yesus Kristus.


Komentar