Pada suatu hari Sabat Yesus
datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di
situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah
seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah
menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya. Lalu
Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.
Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak
segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah
sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya.
REFLEXI.
Ke datangan Yesus di dunia,
bukan untuk mengubah, menghapus atau menghilangkan hukum-hukum yang ada dan
yang telah di jalani dimasa Perjanjian Lama, melainkan kedatangannya untuk
menyempurnahkan hukum itu sendiri, dengan hidupnya, dengan perbuatan serta
ajaran-ajarannya. Hukum itu memang penting untuk mengatur tata tertib suatu
organizasi, suatu institusi atau suatu masyarakat, juga karena memberi patokan
dan norma-norma yang harus di taati di dalam relasinya terhadap moral, adat
istiadat, kehidupan sosial, dan lain sebagainya, namun ini tidaklah lebih dari
harga diri serta kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah.
hukum di buat dengan tujuan
untuk kebaikan semua masyarakat atau semua umat beriman, bukan untuk menjegal
langkah kehidupan setiap orang. Ini juga
yang di maksudkan Yesus, bahwa hukum seharusnya melihat kebaikan dan
keselamatan bukan, ketidak pedulian yang membawa kematian.
Dalam kisah ini, Santo Lukas ingin
menyampaikan kepada kita, bahwa bagi Yesus yang terpenting adalah keselamatan manusia
diatas hukum. Lukas mau menjelaskan, bahwa hidup manusia sangatlah berarti,
karena kita diciptakan menurut gambar dan rupah Allah serta kitapun diberi roh
kehidupan yang bersumber dari Allah sendiri, jadi ini berarti setiap manusia
adalah makhuk yang sakral atau suci, mempunyai harkat dan martabat yang sama
dan berhak hidup serta berkarya. Jadi kita juga secara natural, telah
menghadirkan rupa Allah di dunia. oleh sebab itu, sadar bahwa setiap manusia
adalah gambar Allah, maka kita harus menghormati, mencintai, mengasihi sesama,
dan tidak saling menyakiti, memeras, dan menindas.
Ini juga adalah himbauan bagi
kita semua sebagai umat kristiani dan sebagai pengikut Kristus, agar bisa
menegakkan kebenaran dan keadilan, serta meninggalkan ke egoisan kita,
kemunafikan kita, keangkuhan kita, ketidak pedulian kita terhadap sesama.
Marilah kita saling mengulurkan tangan, membantu saudara –saudara kita yang
lemah, yang menderita, yang sakit, karena mereka jugapun adalah anak-anak Allah
dan merupakan wajah derita Tuhan kita Yesus Kristus.
Komentar
Posting Komentar