INJIL SANTO MATEUS. 22:34-40
Ketika orang-orang Farisi
mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam,
berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya
untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum
Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan
itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
REFLEXI
Injil
hari ini berbicara tentang “CINTA”, kata ini sangatlah ambigu, makanya banyak
cara untuk menerjemahkan arti kata tersebut di atas. namun hari ini kita akan
berbicara tetang Cinta yang berasal dari sumber segala cinta yaitu Allah Bapa
yang mencintai umat manusia dengan memberikan kepada kita Putranya yang tunggal
dan yang paling di kasihinya. “Cinta” Berasal dari bahasa Latin “AMOR” A-
tidak, MORTIS – mati. Jadi cinta berarti sesuatu yang tak akan mati, sesuatu
yang kekal, oleh sebab itu, kata “CINTA” itu adalah sesuatu yang memberi
kehidupan. Maka dari itu, cinta bukan saja sebuah perasaan, ataupun suatu
imajinasi, melainkan juga sebuah tanggung jawab, dimana setiap insan, menjawab
Cinta Allah dengan berbakti dan bertakwa kepadanya, inilah hubungan vertikal
antara manusia dengan penciptanya, namun tidak berakhir disitu saja, kita juga
diminta berelasi secara horizontal yaitu mencintai sesama, memberi kehidupan
kepada sesama melalui perbuatan serta karya kita, inilah simbol dari persahabatan, persaudaraan
sebagai anak Allah, dan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain.
Sejak
awal mula, Allah menciptakan Manusia menurut gambar dan rupanya, “Imago Dei”,
dan diberi hati untuk mencintai dan intelijensi atau akal untuk memimpin dan
meguasai segala sesuatu di muka bumi. Darinya kita bisa mengetahui bahwa
hakikatnya, setiap insan diciptakan atas dasar Cinta dan kasih dengan maksud
agar kitapun bisa mencintai satu dengan yang lainnya, dan hidup sebagai
saudara.
Dalam
surat pertama Santo Yohanes 4, 7-21; terlihat rangkuman tentang cinta Allah dan
Cinta Manusia. Pada hakikatnya Allah
adalah Cinta dan sumber segala Cinta, oleh sebab itu barang siapa tidak mengasihi
maka tidak mengenal Allah, dan barang siapa yang mengatakan aku mengasihi
Allah, sementara ia membenci saudara-saudarinya, ia seorang pendusta. Maka dari
itu, Apabila kita mengasihi dan mencintai sesama, kita telah menghadirkan yang
Kuasa di tengah-tengah kita, dan inipun juga tugas kita sebagai umat manusia
menghadirkan Allah di dalam hati setiap insan.
Dalam
injil Mateus, Yesus memberikan kepada kita hukum yang baru dan paling utama yaitu hukum CINTA
KASIH, ini adalah ringkasan dari perintah-perintah Allah dalam Perjanjian Lama
melalui para nabi. Inilah patokan serta dasar hidup kita sebagai umat
kristiani, sebagai pengikiut Kristus yang setia, untuk mencintai Allah dan
sesama, dengan demikian cinta kita dengan bantuan kekuatan Roh Kudus, menjadi
sempurnah. Juga, cinta bukan sekedar kata-kata belaka, maupun cuman sebatas
perasaan, melaikan dibuktikan dengan tingkah laku dan perbuatan kita, dengan
cara melayani sesama, membantu sesama, berpartisipasi dengan sesama dalam suka
maupun duka, dan lain sebagainya tanpa mengharapkan balasan.
Inilah bentuk
keprihatinan kita sebagai murid Kristus yang memberi tampa mengharapkan balasan,
yang ingin membantu serta melayani sesama dengan ihklas dan dengan hati terbuka
tampa melihat status sosial, suku, agama dan ras, oleh sebab itu, kita di
undang untuk melayani sesama atas dasar cinta kasih dan persaudaraan. Dengan
demikian kita telah mengaminkan serta menjalankan mandat Tuhan kita Yesus kristus
yang di utus Bapa untuk berbagi serta berkarya bersama umat manusia ciptaannya.
Komentar
Posting Komentar